Thursday, July 25, 2013

Ciri dan Pencegahan Anjing dan Kucing Terkena Rabies

Anjing rabies sangat berbahaya karena dapat menularinya kepada manusia di sekitarnya yang tergigit olehnya. Oleh karena itu para pemelihara anjing sebainya berhati-hati dengan gejala rabies pada anjing maupun kucing, terutama bagi keluarga yang memiliki anak kecil di rumahnya dan memelihara anjing atau kucing. Anak kecil sangat rawan dengan penyakit rabies ini karena mereka sangat senang bermain dengan kucing maupun anjing. Sebagai pemilik hewan peliharaan anjing dan kucing sebainya pahami tentang ciri-ciri anjing atau kucing yang terkena rabies.

Berikut ini ciri-ciri anjing atau kucing yang terkena rabies:
Tingkahlaku hewan peliharaan (anjing dan kucing) tidak seperti biasanya, mereka terlihat jauh lebih gelisah dari biasanya.
Anjing menjadi lebih agresif, jika terantai (terikat) setiap orang lewat akan digonggongi, bahkan pemiliknya sendiri
Memiliki kecenderungan menggigit apa saja yang di dekatnya.
Tidak mengenali pemiliknya
Tidak respon lagi terhadap nama panggilannya (untuk anjing dan kucing)
Anjing yag tidak terikat biasnya sudah meninggalkan rumah majikannya.
Anjing tersebut mengeluarkan air liur yang berlebihan
Tidak focus terhadap apapun

Langkah-langkah penanganan anjing yang terkena rabies:
Laporkan pada petugas kesehatan hewan setempat bahwa anjing anda dicurigai terkena rabies, agar mereka dapat memeriksa dan memberikan arahan yang tepat.
Ikat anjing tersebut, namun beri makan seperti biasanya, jika anjing tersebut mati dalam waktu 3 -7 hari maka bisa dipastikan bahwa anjing / kucing anda terkena rabies, jadi semua hewan peliharaan yang pernah anda yang pernah kontak langsung dengan anjing tersebut segera divaksinasi.
Jangan membiarkan anak kecil atau sipapun mendekati anjing tersebut.
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada anjing atau kucing yang dicurigai terkena rabies.

Jika anda/ orang lain terkena gigitan hewan (anjing / kucing) rabies maka lakukan hal dibawah ini:
Cuci bekas gigitan dengan sabun
Obati bekas gigitan dengan betadine atau sejenisnya
Segera pergi ke rumah sakit terdekat dan konsultasikan dengan dokter tentang gigitan hewan peliharaan
Jika anda sangat curiga bahwa hewan peliharaan tersebut terkena rabies segera lakukan vaksinasi anti rabies (var), jangan ragu tentang ini sebab rabis salah satu penyakit yang mematikan.

Pencegahan rabies terhadap hewan peliharaan di lingkungan anda dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi rabies secara rutin terhadap hewan peliharaan (anjing, kucing dan kera/ monyet). Vaksinasi rabies memiliki banyak jenis ada yang masa vaksinasinya 6 bulan sekali da nada juga yang harus dilakukan 1 tahun sekali, tentang frekuesi vaksinasi rabies ini harus ditanyakan secara detail pada petugas kesehatan hewan (dokter hewan) yang memvaksinasi hewan kesayangan anda. Jika masa aktif vaksin berakhir segeralah lakukan vaksinasi ulang.

Intinya dalam memelihara hewan peliharaan haruslah selalu waspada terhadap penyakit yang dapat menular kepada manusia di sekitarnya. Selain rabies, flu pada hewan juga dicurigai dapat menyebar pada manusia di sekitarnya. Untuk itu jika kita memiliki hewan peliharaan selalulah waspada tentang bahaya penyakit menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).

Wednesday, July 24, 2013

Masa Birahi Ternak Sapi Pedaging

Masa birahi ternak sapi pedaging sama saja dengan masa birahi sapi perah yakni rata-rata padakisaran 21 hari. Bila kita menemukan sapi yang masa birahinya sekitar 19, 20, 22, 23, 24, atau 25 hari maka sapi tersebut termasuk normal. Secara teori  21 hari bukanlah ukuran baku birahi ternak sapi, sebab birahi ternak sapi bisa berbeda-beda karena banyak faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi birahi pada ternak sapi diantaranya:
  1. Kecukupan gizi makanan terutama HMT, semakin kurang gizi seekor sapi maka masa birahinya bisa semakin lama dan tidak teratur. Begitu juga dengan kelebihan pakan (gizi) jika seekor sapi mengalami kelebihan gizi (gemuk) maka birahi pada sapi tersebut bisa tidak terlihat.
  2. Faktor keturunan, biasanya sapi-sapi jenis import seperti Simmental, limousine memiliki masa birahi yang lebih cepat bila dibandingkan dengan sapi jenis lokal (sapi Madura, sapi bali, pesisir, aceh dan lainnya)
  3. Faktor kesehatan, banyak sekali kita temukan sapi yang dipelihara peternak kita saat ini mengalami gangguan kesehatan terutama kesehatan organ reproduksi sapi betina.
  4. Geografis, memang belum ada penelitian yang secara pasti menyatakan bahwa letak geografis suatu wilayah turut mempengaruhi masa birahi seekor sapi. Namun dari kebiasaan bisa kita lihat bahwa sapi yang dipelihara di datarn tinggi cenderung masa birahinya lebih cepat bila dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dataran rendah.

Seekor sapi betina akan dikategorikan sebagai sapi dara setelah sapi tersebut berumur kurang lebih 1,5 tahun. pada saat itu sapi betina akan mengalami birahi pertama, sebaiknya pada birahi pertama sapi jangan dikawinkan dulu baik secara alami maupun inseminasi buatan, tapi biarkan sapi tersebut genap berumur 1,8 tahun baru sapi dara tersebut dikawinkan. Hal ini sangat penting, sebab jika seekor sapi betina dijadikan induk sapi dalam keadaan terlalu muda biasanya anak sapi (pedet) yang dihasilkan kurang baik (kurang sehat), hal ini sudah banyak kita temukan contohnya di lapangan.

Sapi betina bisa diinseminasi walaupun itu merupakan kawin pertama, adanya tanggapan masayarakan atau ketakutan masyarakat menginseminasi sapi yang baru pertama kali kawin hanyalah mitos belaka, sebab sudah sangat banyak sapi yang anak pertamanya adalah hasil dari Inseminasi buatan dan menghasilkan anak sapi yang sehat dan berkualitas.

Demikianlah bahasan singkat tentang masa birahi pada sapi pedaging / potong yang dapat kami bagikan, semoga artikel ini telah menjawab pertanyaan dan permasalahan anda dalam hal reproduksi ternak.

Thursday, July 11, 2013

Teori Usaha Peternakan

Konsep teori usaha peternakan pada dasarnya adalah konsep agribisnis yang sangat menekankan pada aspek budidaya dan penanganan pasca panen. Kita tahu bahwa usaha peternakan sebagai salah satu sub sistem dalam agribisnis memiliki resiko usaha yang cukup tinggi terutama menyakut resiko akibat kematian ternak serta gangguan kesehatan ternak. Kesalahan dalam manajemen ternak juga kerap mengakibatkan kegagalan panen pada usaha peternakan.

Secara teoritis usaha peternakan ini diajarkan di bangku kuliah dan juga sekolah menengah kejuruan peternakan. Tujuan pembelajarannya adalah agar setiap mahasiswa atau siswa jurusan peternakan mampu mengembangkan usaha peternakan yang mandiri. Namun kerap kali teori usaha peternakan ini hanya menjadi hapalan tanpa aplikasi yang dilakukan siswa dan juga mahasaiswa jurusan peternakan.

Pengertian usaha peternakan dapat anda lihat secara resmi di UU no. 18 TAHUN 2009 mengenai peternakan dan kesehatan hewan. Dimana usaha peternakan didefenisikan sebagai kegiatan yang menghasilkan produk dan jasa yang menunjang usaha budi daya ternak. Dengan demikian dapat diartikan bahwa usaha peternakan itu tidak selalu berurusan dengan ternak saja, namun usaha yang bergerak dalam menunjang usaha budidaya ternak dapat dikategorikan usaha peternakan, misalnya usaha penyediaan pakan ayam, pakan kelinci, pakan bebek, puyuh dan lain-lain dapat dikategorikan sebagai usaha peternakan. Begitu juga dengan usaha perdagangan seperti poultry shop, RPH Unggas dan ternak besar dapat masukkan sebagai usaha peternakan.

Usaha peternakan memiliki konsep teori yang luas, mulai dari kajian usaha sektor hulu hingga hilir yang berkaitan dengan peternakan. Sehingga untuk membuat sebuah tema penelitian tetang usaha peternakan tidaklah terlalu sulit sebab banyak sektor usaha yang dapat dikaji sebagai applikasi teori usaha peternakan. Teori usaha peternakan merupakan sebuah kajian yang sangat luas, untuk usaha budidaya saja sangat banyak topic kajian didalamnya misalnya; budidaya ternak sapi potong, sapi perah, ayam kampung, ayam broiler, ayam petelur, puyuh, kelinci, kambing, kerbau, domba dan lain-lain, selain itu ada juga usaha jual beli ternak sapi, kambing, domba dan semua ternak lainnya, di sektor hulu ada kajian tentang nutrisi ternak (pakan dan obat-obatan) yang juga merupakan sebuah sektor usaha peternakan berskala besar, begitu juga dengan perlengkapan dan peralatan untuk beternak.

Jadi jika kita ingin mendapatkan keseluruhan teori tentang usaha peternakan maka mau tidak mau kita harus mempelajari usaha peternakan yang ada di sektor hulu, budidaya dan hilir. Di setiap sektor terdapat penskalaan usaha peternakan yang berbeda-bedan dan diatur oleh undang-undang yang berlaku. Misalnya, usha peternakan skala besar dibidang penyediaan pakan dapat kita contohkan pada Charoen Pokphand dan Japfa dan lain-lain. Dengan pemaparan singkat ini mudah-mudahan pembaca memahami tentang kosnsep dasar dari teori usaha peternakan.

Thursday, February 7, 2013

Manajemen Ternak Sapi Perah

Secara umum tidak ada perbedaan jauh antara manajemen sapi potong dengan sapi perah, hanya saja pada sapi perah ada sedikit tambahan manajemen yang harus diterapkan. Sapi perah baik dipelihara di dataran tinggi, namun tidak tertutup untuk daerah dataran rendah juga. Umumnya sapi perah yang dipelihara di Indonesia adalah sapi jenis FH dan Jersey. Kelebihan kedua jenis sapi ini selain cocok untuk iklim di Indonesia juga memiliki kualitas dan kuantitas susu yang sangat baik.

Sapi perah memiliki sifat yang lebih jinak bila dibandingkan dengan sapi potong, sifat sapi perah yang demikian karena sapi perah lebih sering berhubungan dengan manusia bila dibandingkan dengan sapi potong. Memelihara sapi perah sangat disarankan memperhartikan kebersiahan kandang dan sapi. Kebersihan merupakan faktor utama kualitas susu. Semakin baik kualitas susu maka semakin tinggi nilai jual susu di daerah tersebut.

Berikut ini akan kita buat juga paparan umum tentang dasar-dasar manajemen ternak sapi perah yang baik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya:

  1. Persiapan kandang, kandang sapi perah sebaiknya memiliki sirkulasi udara yang baik, pencahayaan matahari yang cukup. Pada sapi perah cahaya matahari yang kurang bukan menjadi permasalahan, tapi kualitas dari kebersihan kandanglah yang harus diperhatikan secara seksama. Kandang sapi perah sebaiknya dibangun melintang dari timur ke barat atau sebaliknya.
  2. Menanam hijauan makanan ternak, rumput untuk sapi perah harus cukup, sebab sapi akan mengasilkan susu dari rumput yang mereka konsumsi. Rumput yang ditanam juga haruslah rumput unggul seperti rumput gajah, rumput raja dan sejenisnya. Semakin banyak ketersediaan rumput maka semakin terjamin keberhasilan dari ternak sapi perah tersebut.
  3. Memilih pedet atau bibit sapi perah, dalam hal ini peternak harus sangat jeli, kualitas bibit yang baik adalah pedet yang berasal dari hasi perkawinan inseminasi buatan, untuk memastikan ini ada baiknya juga peternak meminta surat (kartu) inseminasi buatan dari penjual pedet tersebut. Harga pedet sapi perah memang jauh lebih mahal dari pedet sapi potong. Umur pedet yang dipilih juga harus cukup minimal diatas 7 bulan. Pedet yang sehat adalah pedet yang lincah dan sudah rakus dalam memakan hijauan makanan ternak.
  4. Pemilihan konsentrat, sebenarnya konsentrat untuk sapi perah hanyalah untuk mendukung kalsium saja, bila peternak memiliki jumlah rumput atau hijauan makanan ternak yang cukup maka konsentrat tidak terlalu diperlukan, adapun yang harus diberikan hanyalah mineral baik dalam bentuk block maupun tepung.
  5. Menyiapkan peralatan kandang terutama peralatan untuk kebersihan kandang, seperti pompa air dan sekop. Kandang sapi perah harus benar-benar bersih, karena susu yang baik berasal dari sapi dan kandang yang bersih. Kotornya kandang sering kali membuat susu terkontaminasi bakteri atau minimal terkontaminasi rusaknya aroma susu. Susu yang terlalu bau kandang adalah susu yang kurang baik dan kurang disukai masyarakat.
  6. Setelah rumput berumur sebulan peternak sudah dapat memasukkan peder, berbeda dengan sapi potong jumlah hijauan makanan ternak untuk sapi perah ini sangat dianjurkan dalam jumlah yang banyak, kalau bisa luasnya 100M2 per ekor sapi. Sebab sapi perah akan diasuh selama 8 tahun (masa produksi susu yang baik)
  7. Setiap hari kebersihan kandang dan sapi harus dikontrol, mengenai pertambahan berat badan hanya perlu diperhatikan saat sapi menjelang dewasa saja. Bial sudah berproduksi maka kontrol pertambahan berat badan tidak terlalu dibutuhkan.
  8. Kesehatan selalu diperhatikan, sapi yang sakit akan mengalami penurunan produksi susu bahkan bisa berhenti menghasilkan susu.


Dengan harga susu yang tinggi saat ini, maka dapat dikatakan usaha sapi perah ini salah satu usaha yang sangat menghasilnkan. Di daerah yang telah berdiri koperasi susu serta pabrik pengolahan susu biasanya masyarakat secara perlahan akan menjadikan usaha ternak sapi perah sebagai usaha utama.

Wednesday, February 6, 2013

Manajemen Ternak Sapi Potong

Di tulisan sebelumnya kita sudah menjelaskan bahwa ternak sapi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan kegunaannya yakni; sapi potong, sapi perah dan pekerja. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas dasaar-dasar manajemen pada ternak sapi potong. Manajemen adalah seni mengelola dan mengembangkan. Jadi manajemen ternak sapi potong dapat diartikan sebagai seni mengelola dan mengembangkan ternak sapi potong atau pedaging. Secara sederhana masyarakat peternak pada umumnya sudah menerapkan manajemen ternak tersebut secara tradisional dan berdasarkan ilmu turun temurun

Dalam sebuah manajemen selalu ada langkah-langkah atau tahapan-tahapan, begitu juga dengan manajemen ternak sapi potong ini didalamnya ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peternak agar dapat berhasil dan memperoleh keuntungan dari usaha peternakan mereka. Berikut ini tahapan-tahapan manajemen tersebut:

  1. Pembangunan kandang yang sesuai untuk sapi potong, kandang sapi potong yang baik adalah kandang yang memiliki sirkulasi udara yang cukup serta daya serap cahaya matahari yang tepat. Kandang sapi porong sebaknya dibangun melintang dari utara keselatan atau sebaliknya agar seluruh kandang terkena cahaya matahari secara merata. Perhatikan juga arah angina dominant ini untuk mengantisipasi masuknya hujan kedalam kandang.
  2. Pemilihan bibit sapi potong yang baik dan bermutu, kualitas bibit sangat menentukan keberhasilan dari usaha sapi potong, bibit ini sering juga disebut dengan pedet. Pedet sapi potong yang dibeli harus benar-benar telah disapih secara sempurna umur pedet tersebut minimal 7 bulan, kalau saya malah sangat menganjurkan umur diatas 9 bulan. Ini agar sapi tidak kekurangan air susu induknya. Bila sapi potong kekurangan susu induk dapat dipastikan sapi tersebut akan mengalami gangguan kesehatan dan lambatnya perkembangan tulang dan daging.
  3. Menanam hijauan makanan ternak yang berkualitas, hijauan yang berkualitas adalah rumput yang memang khusus dikembangkan untuk makanan sapi potong, diantara rumput tersebut adalah rumput gajah dan king grass. Bibit rumput ini dapat anda ambil atau minta ke dinas peternakan setempat. Rumput ini sering disebut dengan hijauan makanan ternak. Luas rumput uang ditanam harus disesuaikan dengan jumlah sapi yang akan dipelihara.
  4. Menyiapkan kosnsentrat dan ransom yang sesuai dengan daerah tinggal, jika di daerah kita tinggal banyak dedak maka gunakan ransum dengan komposisi utama dari dedak, jika di daerah kita yang banyak adalah ubi kayu maka sebaiknya seiapkan ransum dari kulit ubi kayu, pelajari cara membuat konsentrat tesebut dengan baik.
  5. Menyiapkan peralatan, terutama peralatan untuk mengchopper (mencincang rumput) dan peralatan kebersihan kandang.
  6. Setelah rumput yang ditanam berumur satu bulan maka anak sapi sudah bisa dibeli dan dimasukkan ke kandang.
  7. Pada masa pemeliharaan selalu kontrol perkembangan anak sapi menyangkut pertambahan tinggi panjang dan berat badan sapi. Hal ini agar kita dapat menentukan pakan yang tepat.
  8. Selain perkembangan juga selalu periksa kesehatan sapi yang kita pelihara, cirri-ciri dasar sapi sakit diantaranya: bulu berdiri, mata sayu, hidung atau mulut melelehkan lender, dan tidak ada nafsu makan. Jika gejala ini ditemukan salah satunya segera hubungi petugas kesehatan hewan.
  9. Sapi potong/ pedaging yang baik adalah sapi potong yang pertambahan berat badannya lebih dari 0,5 Kg per hari. Dengan asumsi harga daging hidup Rp 40.000 maka kita memperoleh Rp. 20.000 per ekor sapi.


Manajemen diatas hanyalah secara garis besar sajasedangkan secara khusus tentang tiap tiap sub manajemen akan dibahas pada post yang akan dating. Prinsipnya jangan pernah takut untuk memulai usaha sapi potong ini, di sekitar kita pasti pernah kita lihat peternak sapi potong yang jarang merugi dalam usaha mereka.

Tuesday, February 5, 2013

Ternak Sapi

Populasi ternak sapi di Indonesia cukup besar, namun populasi tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia akan daging sapi. Besarnya jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa mengakibatkan ketersediaan daging sapi terasa kurang sepanjang tahun, padahal perilaku konsumsi masyarakat Indonesia terhadap daging sap ibis dikategorikan rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara maju seperti Amerika serikat. Untuk itu masyarakat sebagai pelaku bisnis perlu memikirkan tentang peluang usha beternak sapi yang terbuka sangat lebar di Indonesia.

Metode beternak sapi yang baik adalah peternakan yang menerapkan metode dan manajemen ternak sesuai dengan ajuran pemerintah. Dalam dunia peternakan dikenal sebuah slogan panca usaha ternak dan dilengkapi dengan sapta usaha ternak. Bila semua butir-butir yang tercantum didalamnya dilaksanakan secara intensif tentu hasil yang didapatkan oleh peternak sapi akan lebih maksimal. Adapun diantara butir-butir sapta usaha ternak tersebut:
- pemilihan bibit yang baik (unggul)
- manajemen usaha ternak yang modern
- penanganan penyakit
- penjualan (penanganan pasca panen)

Untuk ternak sapi bibit unggul sudah seharusnya menjadi perhatian utama bagi peternak. Bibit unggul bukan berarti harus mengusahakna bibit sapi luar negeri seperti Simmental ataupun limousine, Ongole atau Brahman dan juga beberpa varian sapi lokal seperti madura dan sapi bali dapat diusahakan kualitas bibit ungulnya. Sebab saat ini dengan metode inseminasi buatan (artificial insemination) peternak sudah dapat memilih pejantan unggul yang akan mereka pelihara keturunannya.

Berikut ini beberapa jenis sapi unggul yang sudah ada dan dikembang biakkan di Indonesia:
- Simmental
- Limosine
- Charolise
- Angus
- Brangus
- Ongole
- Brahman
- Bali
- Madura

Semua yang disebutkan diatas adalah jenis sapi tipe pedaging. Dan dibawah ini beberpa jenis sapi perah:
- FH (fries Holland)/ Holstein
- Ayshire
- Brown Swiss
- Guernsey
- Jersey
- Sahiwal
- Red sindhi
- Gir

Di Indonesia jenis sapi perah yang umum dan banyak dipelihara adalah Holstein atau Fries Holland serta jenis jersey. Pada dasarnya sapi perah lebih cocok dipelihara di daerah pegunungan yang bersuhu dingin. Namun berkat teknologi sekarang ini sudah memungkinkan untuk memelihara sapi perah di daerah manapun.

Perbedaan antara sapi perah dengan sapi pedaging dapat dilihat dari postur sapi tersebut, sapi perah umumnya badannya berbentuk segitiga dan sapi pedaging yang baik badannya berbentuk persegi panjang. Ransum untuk sapi perah dan sapi pedaging umumya tidak berbeda secara nyata, hanya saja untuk sapi perah biasanya pemberian konsentratnya lebih banyak bila dibandingkan dengan pemberian konsentrat pada sapi pedanging.

Manajemen pemeliharaan pada sapi potong dan sapi perah umumnya tidak jauh berbeda, perbedaan hanya terdapat pada pengelolaan produksi, dimana sapi perah produksi secara terus menerus selama sapi perah tersebut masih produktif menghasilkan susu sedangkan produksi sapi pedaging dapat diperoleh secara sekaligus pada saat penjualan hewan ternak tersebut.

Struktur kandang yang baik untuk sapi perah dan sapi pedaging bila dikelola secara tradisional maka tidak akan kita lihat perbedaan dari bentuk kandang tersebut, namun pada manajemen ternak modern jelas terlihat perbedaan dari kandang tersebut. Di Indonesia kebanyakan masyarakat memelihara ternak secara tradisional, hal ini mungkin karena masih kurangnya informasi inovasi yang mereka terima, adapun manajemen ternak modern hanyalah diterapkan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki cukup modal serta memahami arti efisiensi dalam usaha peternakan ini.

Perbedaan sapi potong dengan sapi perah.

Pada kajian sebelumnya kita sudah membahas tentang jenis-jenis sapi serta sekilas tentang manajemen ternak sapi prah dan pedaging. Bahasan kali ini akan memperjelas perbedaan antara sapi perah dan sapi potong, baik secara jenis dan bentuk tubuh juga dari segi manajemen dan ekonomis penjualan dari produksi sapi tersebut.

Monday, February 4, 2013

Dunia ternak

Site membahas tentnag dunia peternakan dan hewan, disini tersedia berbagai informasi mengenai jenis-jenis ternak seperti sapi, kambing dan unggas, juga ternak hias lainnya. Disetiap bahasan akan diterangkan juga perbedaan antara tiap-tiap jenis ternak tersebut. Dari jenis ternak juga dijelaskan tentang manajemen pemeliharaan, struktur dan desain kandang, reproduksi ternak serta system pemasaran yang baik.

Kesehatan ternak ditambahkan pada setiap ternak yang dibahas, ini menyangkut jenis dan ciri penyakit serta cara penanganan penyakit ternak tersebut. Keseluruhan dari konten blog berasal dari sudut pandang keilmuan yang pernah dibaca penulis sendiri.

Penulis adalah seorang lususan fakultas peternakan Universitas Andalas Padang, selama ini cukup aktif menulis blog dan artikel mengenai peternakan di beberapa media blog. Untuk menghubungi penulis bisa dilakukan dengan memberi komentar pada tiap artikel yang ingin dipertanyakan, pada komentar tersebut harap cantumkan email agar penulis bisa membalasnya ke email tersebut.

Dunia peternakan di Indonesia mengalami beberapa fase pasang surut, namun kecenderungan trend yang ditunjukkan adalah tren meningkat dari tahun ke tahun, dari sisi bisnis dapat dikatakan peternakan di Indonesia cukup menjanjikan mengingat pangsa pasar yang begitu besar. Penduduk Indonesia hamper lebih dari 200 juta jiwa, setiap jiwa pasti membutuhkan protein hewani dalam kesehariannya. Sedangkan ketersediaan bahan pangan hewani tersebut sampai saat ini masih sangat kurang, ini bisa dilihat dari ketergantungan Indonesia terhadap import bahan pangan asal hewani, seperti daging dan susu.

Untuk itulah maka blog ini hadir untuk memberi pemahaman tentang peluang usaha di dunia peternakan yang sudah selayaknya menjadi primadona dan layak untuk digeluti sebagai bisnis utama. Sektor peternakan selama ini masih tertinggal dari perkembangan sector pertanian di negeri ini walaupun dapat kita lihat sector pertanian yang digelakkan tersebut belum berhasil mewujudkan swasembada pangan di negeri ini.

Terkait dengan swasembada pangan, pemerintah juga mencanangkan adanya program swasembada daging dan ikan di tahun 2014, program ini tidak akan berhasil bila minat masyarakan untuk mencoba bisnis di bidang peternakan masih berskala bisnis sampingan atau sekedar coba-coba. Minat masyarakat haruslah ditingkatkan pada tingkat keseriusan terhadap bisnis peternakan yang lebih maju sehingga mereka dapat menjadikan peternakan sebagai bisnis utama. Dapat kita lihat Negara-negera maju di dunia ini umumnya adalah Negara-negara yang sangat memperhatikan keberhasilan peternakan mereka.

Basis keilmuan tentang peternakan di masyarakat saat ini memang masih sangat kurang, tenaga-tenaga penyuluh yang kompeten bisa dikatakan hamper tidak ada yang mau menjangkau masyarakat secara langsung. Perhatikan saja penyuluh pertanian dan peternakan yang notabene PNS yang digaji oleh Negara, mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka di lingkunagan kantor, padahal sudah seharusnya kantor bagi seorang penyuluh peternakan adalah kandang-kandang ternak yang dimiliki masyarakat. Penyuluh tidak akan ada gunanya bila penyuluh tersebut hanya memahami urusan kantor semata, sebenarnya sudah sangat jelas bahwa para penyuluh peternakan atau pertanian tersebut digaji dari uang rakyat untuk mampu turun langsung ke lapangan. Persentase turun kelapangan bagi mereka sudah seharusnya lebih dari 70% , urusan kantor untuk seorang penyuluh hanyalah sekedar pelaporan.

Di beberapa artikel blog ini juga akan anda temui klasifikasi hewan ternak, klasifikasi tersebut sesuai dengan klasifikasi biologi berdasarkan taksonomi. Ransum-ransum yang ada di blog ini sepenuhnya dapat diterapkan langsung pada manajemen ternak di dunia nyata, karena formula yang kami berikan kebanyakan berdasarkan pengalaman dan sedikit diimbangi dengan teori gizi ternak.