Wednesday, February 6, 2013

Manajemen Ternak Sapi Potong

Di tulisan sebelumnya kita sudah menjelaskan bahwa ternak sapi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan kegunaannya yakni; sapi potong, sapi perah dan pekerja. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas dasaar-dasar manajemen pada ternak sapi potong. Manajemen adalah seni mengelola dan mengembangkan. Jadi manajemen ternak sapi potong dapat diartikan sebagai seni mengelola dan mengembangkan ternak sapi potong atau pedaging. Secara sederhana masyarakat peternak pada umumnya sudah menerapkan manajemen ternak tersebut secara tradisional dan berdasarkan ilmu turun temurun

Dalam sebuah manajemen selalu ada langkah-langkah atau tahapan-tahapan, begitu juga dengan manajemen ternak sapi potong ini didalamnya ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peternak agar dapat berhasil dan memperoleh keuntungan dari usaha peternakan mereka. Berikut ini tahapan-tahapan manajemen tersebut:

  1. Pembangunan kandang yang sesuai untuk sapi potong, kandang sapi potong yang baik adalah kandang yang memiliki sirkulasi udara yang cukup serta daya serap cahaya matahari yang tepat. Kandang sapi porong sebaknya dibangun melintang dari utara keselatan atau sebaliknya agar seluruh kandang terkena cahaya matahari secara merata. Perhatikan juga arah angina dominant ini untuk mengantisipasi masuknya hujan kedalam kandang.
  2. Pemilihan bibit sapi potong yang baik dan bermutu, kualitas bibit sangat menentukan keberhasilan dari usaha sapi potong, bibit ini sering juga disebut dengan pedet. Pedet sapi potong yang dibeli harus benar-benar telah disapih secara sempurna umur pedet tersebut minimal 7 bulan, kalau saya malah sangat menganjurkan umur diatas 9 bulan. Ini agar sapi tidak kekurangan air susu induknya. Bila sapi potong kekurangan susu induk dapat dipastikan sapi tersebut akan mengalami gangguan kesehatan dan lambatnya perkembangan tulang dan daging.
  3. Menanam hijauan makanan ternak yang berkualitas, hijauan yang berkualitas adalah rumput yang memang khusus dikembangkan untuk makanan sapi potong, diantara rumput tersebut adalah rumput gajah dan king grass. Bibit rumput ini dapat anda ambil atau minta ke dinas peternakan setempat. Rumput ini sering disebut dengan hijauan makanan ternak. Luas rumput uang ditanam harus disesuaikan dengan jumlah sapi yang akan dipelihara.
  4. Menyiapkan kosnsentrat dan ransom yang sesuai dengan daerah tinggal, jika di daerah kita tinggal banyak dedak maka gunakan ransum dengan komposisi utama dari dedak, jika di daerah kita yang banyak adalah ubi kayu maka sebaiknya seiapkan ransum dari kulit ubi kayu, pelajari cara membuat konsentrat tesebut dengan baik.
  5. Menyiapkan peralatan, terutama peralatan untuk mengchopper (mencincang rumput) dan peralatan kebersihan kandang.
  6. Setelah rumput yang ditanam berumur satu bulan maka anak sapi sudah bisa dibeli dan dimasukkan ke kandang.
  7. Pada masa pemeliharaan selalu kontrol perkembangan anak sapi menyangkut pertambahan tinggi panjang dan berat badan sapi. Hal ini agar kita dapat menentukan pakan yang tepat.
  8. Selain perkembangan juga selalu periksa kesehatan sapi yang kita pelihara, cirri-ciri dasar sapi sakit diantaranya: bulu berdiri, mata sayu, hidung atau mulut melelehkan lender, dan tidak ada nafsu makan. Jika gejala ini ditemukan salah satunya segera hubungi petugas kesehatan hewan.
  9. Sapi potong/ pedaging yang baik adalah sapi potong yang pertambahan berat badannya lebih dari 0,5 Kg per hari. Dengan asumsi harga daging hidup Rp 40.000 maka kita memperoleh Rp. 20.000 per ekor sapi.


Manajemen diatas hanyalah secara garis besar sajasedangkan secara khusus tentang tiap tiap sub manajemen akan dibahas pada post yang akan dating. Prinsipnya jangan pernah takut untuk memulai usaha sapi potong ini, di sekitar kita pasti pernah kita lihat peternak sapi potong yang jarang merugi dalam usaha mereka.

No comments:

Post a Comment