Sunday, February 3, 2013

Pengertian Usaha Peternakan

Usaha peternakan bukan hanya menyangkut bagaimana membesarkan sapi saja atau bagaimana menghasilkan telur ayam yang banyak. Usaha peternakan mencakup mulai dari usaha dibidang uhulu sampai hilir. Usaha di hulu ini contohnya: perusahaan penyedia bibit ternak dan pakan ternak, dan di hilir adanya usaha yang menjual atau mengolah hasil-hasil dari peternakan seperti pengolahan susu menjadi es krim, susu bubuk, susu kental manis, pengolahan daging seperti pengalengan, pembuatan nugget , pembuatan daging giling dan banyak lagi jenis usaha lain.

Kebanyakan orang menganggap usaha peternakan itu hanyalah proses produksi atau budidaya ternak saja padahal tidak demikian. Lingkup dari peternakan itu sendiri memang tidak begitu luas namun yang luas itu adalah lingkup usaha. Untuk itu perlu banyak pemahaman tentnag usaha peternakan ini secara lebih terperinci. Harapan kita agan masyarakat peternak tidak hanya mampu berusaha di bidang budidaya ternak saja tapi mampu mengembangkan usaha mereka kea rah hulu dan hilir. Di luar negeri banyak kita lihat para peternak membudidayakan ternak sekaligus menangani olahan hasil ternak mereka sendiri, hal semacam ini juga memungkinkan diterapkan di Indonesia agar pendapatan masyarakat peternak meningkat.

Secara garis besar usaha peternakan tersebut bisa kita bagi menjadi tiga yakni:
  1. Usaha hulu peternakan
  2. Budidaya perenakan
  3. Bsaha hilir peternakan


Usaha hulu ini mencakup: penyediaan bibit ternak, obat-obatan, makanan (pakan ternak) peralatan kandang seperti tempat minum tempat pakan serta peralatan untuk produksi yang menyangkut didalamnya mesin panen. Usaha hulu peternakan saat ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar berskala multinasional seperti Charoen Pokphand Indonesia dan Japfa. Memang untuk dapat mengoprasikan usaha hulu peternakan ini dibutuhkan modal yang besar jadi wajar saja pelaku usaha di tingkat ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki akses permodalan yang kuat.

Usaha peternakan di tingkat budidaya (budidaya ternak), pelaku ditingkat ini kebanyakan masyarakat tapi banyak juga perusahaan besar yang bergerak di tingkat usaha ini, salah satunya adalah anak perusahaan CPI dan Japfa tersebut, walaupun dalam operasional mereka menerapkan system plasma atau kemitraan. Masih sedikit masyarakat yang menjadikan budidaya ternak sebagai usaha pokok. Hal ini mungkin karena masyarakat masih menganggap resiko usaha budidaya ternak ini lebih tinggi dari usaha pertanian.

Usaha hilir peternakan, di tingkat ini dapat dipastikan tidak ada usaha perorangan, jenis-jenis usaha hilir peternakan ini sangat bnayak dan dapat dikembangkan lebih banyak lai. Contoh-contoh produk peternakan di tingkat hilir ini sebagai berikut: daging kaleng, daging giling, sosis, nugget, susu bubuk, kental manis serta susu UHT, Kerupuk telur, kerajinan kulit, kerajinan tulang dan banyak lainnya.

Secara sederhana maka dapat kita simpulkan bahwa usaha peternakan itu adalah semua jenis usaha yang bersinggunagan dengan peternakan. Dengan demikian perusahaan transportasi juga dapat dimasukkan menjadi sebuah usaha petrnakan selama perusahaan tersebut bersinggunan dengan peternakan.

Usaha peternakan dapat juga dikatakan agribisnis, beberapa kendala yang sering dihadapi dalam agribisnis antaranya:
  1. Produk tidak tahan lama (mudah busuk)
  2. Stabilitas harga sangat bergantung pada permitaan pasar, sehingga ketika hasil sangat banyak harga bisa jadi murah.
  3. Resiko gagal panen yang cukup besar.
  4. Kendala pemodalan (pinjaman bank yang sulit)


Akibat dari kendala-kendala tersebutlah masyarakat kadang enggan mengembangkan usaha mereka ke bidang peternakan ini. Padah di Negara maju peternakan ini merupakan sup sector usaha yang dikelola dan digemari oleh masyarakatnya.Kita contohkan saja Amerika dan Australia, budidaya peternakan di Negara ini sangat berkembang dan mampu menjadi usaha primadona di mata masyarakat.

No comments:

Post a Comment