Thursday, February 7, 2013

Manajemen Ternak Sapi Perah

Secara umum tidak ada perbedaan jauh antara manajemen sapi potong dengan sapi perah, hanya saja pada sapi perah ada sedikit tambahan manajemen yang harus diterapkan. Sapi perah baik dipelihara di dataran tinggi, namun tidak tertutup untuk daerah dataran rendah juga. Umumnya sapi perah yang dipelihara di Indonesia adalah sapi jenis FH dan Jersey. Kelebihan kedua jenis sapi ini selain cocok untuk iklim di Indonesia juga memiliki kualitas dan kuantitas susu yang sangat baik.

Sapi perah memiliki sifat yang lebih jinak bila dibandingkan dengan sapi potong, sifat sapi perah yang demikian karena sapi perah lebih sering berhubungan dengan manusia bila dibandingkan dengan sapi potong. Memelihara sapi perah sangat disarankan memperhartikan kebersiahan kandang dan sapi. Kebersihan merupakan faktor utama kualitas susu. Semakin baik kualitas susu maka semakin tinggi nilai jual susu di daerah tersebut.

Berikut ini akan kita buat juga paparan umum tentang dasar-dasar manajemen ternak sapi perah yang baik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya:

  1. Persiapan kandang, kandang sapi perah sebaiknya memiliki sirkulasi udara yang baik, pencahayaan matahari yang cukup. Pada sapi perah cahaya matahari yang kurang bukan menjadi permasalahan, tapi kualitas dari kebersihan kandanglah yang harus diperhatikan secara seksama. Kandang sapi perah sebaiknya dibangun melintang dari timur ke barat atau sebaliknya.
  2. Menanam hijauan makanan ternak, rumput untuk sapi perah harus cukup, sebab sapi akan mengasilkan susu dari rumput yang mereka konsumsi. Rumput yang ditanam juga haruslah rumput unggul seperti rumput gajah, rumput raja dan sejenisnya. Semakin banyak ketersediaan rumput maka semakin terjamin keberhasilan dari ternak sapi perah tersebut.
  3. Memilih pedet atau bibit sapi perah, dalam hal ini peternak harus sangat jeli, kualitas bibit yang baik adalah pedet yang berasal dari hasi perkawinan inseminasi buatan, untuk memastikan ini ada baiknya juga peternak meminta surat (kartu) inseminasi buatan dari penjual pedet tersebut. Harga pedet sapi perah memang jauh lebih mahal dari pedet sapi potong. Umur pedet yang dipilih juga harus cukup minimal diatas 7 bulan. Pedet yang sehat adalah pedet yang lincah dan sudah rakus dalam memakan hijauan makanan ternak.
  4. Pemilihan konsentrat, sebenarnya konsentrat untuk sapi perah hanyalah untuk mendukung kalsium saja, bila peternak memiliki jumlah rumput atau hijauan makanan ternak yang cukup maka konsentrat tidak terlalu diperlukan, adapun yang harus diberikan hanyalah mineral baik dalam bentuk block maupun tepung.
  5. Menyiapkan peralatan kandang terutama peralatan untuk kebersihan kandang, seperti pompa air dan sekop. Kandang sapi perah harus benar-benar bersih, karena susu yang baik berasal dari sapi dan kandang yang bersih. Kotornya kandang sering kali membuat susu terkontaminasi bakteri atau minimal terkontaminasi rusaknya aroma susu. Susu yang terlalu bau kandang adalah susu yang kurang baik dan kurang disukai masyarakat.
  6. Setelah rumput berumur sebulan peternak sudah dapat memasukkan peder, berbeda dengan sapi potong jumlah hijauan makanan ternak untuk sapi perah ini sangat dianjurkan dalam jumlah yang banyak, kalau bisa luasnya 100M2 per ekor sapi. Sebab sapi perah akan diasuh selama 8 tahun (masa produksi susu yang baik)
  7. Setiap hari kebersihan kandang dan sapi harus dikontrol, mengenai pertambahan berat badan hanya perlu diperhatikan saat sapi menjelang dewasa saja. Bial sudah berproduksi maka kontrol pertambahan berat badan tidak terlalu dibutuhkan.
  8. Kesehatan selalu diperhatikan, sapi yang sakit akan mengalami penurunan produksi susu bahkan bisa berhenti menghasilkan susu.


Dengan harga susu yang tinggi saat ini, maka dapat dikatakan usaha sapi perah ini salah satu usaha yang sangat menghasilnkan. Di daerah yang telah berdiri koperasi susu serta pabrik pengolahan susu biasanya masyarakat secara perlahan akan menjadikan usaha ternak sapi perah sebagai usaha utama.

No comments:

Post a Comment