Thursday, July 25, 2013

Ciri dan Pencegahan Anjing dan Kucing Terkena Rabies

Anjing rabies sangat berbahaya karena dapat menularinya kepada manusia di sekitarnya yang tergigit olehnya. Oleh karena itu para pemelihara anjing sebainya berhati-hati dengan gejala rabies pada anjing maupun kucing, terutama bagi keluarga yang memiliki anak kecil di rumahnya dan memelihara anjing atau kucing. Anak kecil sangat rawan dengan penyakit rabies ini karena mereka sangat senang bermain dengan kucing maupun anjing. Sebagai pemilik hewan peliharaan anjing dan kucing sebainya pahami tentang ciri-ciri anjing atau kucing yang terkena rabies.

Berikut ini ciri-ciri anjing atau kucing yang terkena rabies:
Tingkahlaku hewan peliharaan (anjing dan kucing) tidak seperti biasanya, mereka terlihat jauh lebih gelisah dari biasanya.
Anjing menjadi lebih agresif, jika terantai (terikat) setiap orang lewat akan digonggongi, bahkan pemiliknya sendiri
Memiliki kecenderungan menggigit apa saja yang di dekatnya.
Tidak mengenali pemiliknya
Tidak respon lagi terhadap nama panggilannya (untuk anjing dan kucing)
Anjing yag tidak terikat biasnya sudah meninggalkan rumah majikannya.
Anjing tersebut mengeluarkan air liur yang berlebihan
Tidak focus terhadap apapun

Langkah-langkah penanganan anjing yang terkena rabies:
Laporkan pada petugas kesehatan hewan setempat bahwa anjing anda dicurigai terkena rabies, agar mereka dapat memeriksa dan memberikan arahan yang tepat.
Ikat anjing tersebut, namun beri makan seperti biasanya, jika anjing tersebut mati dalam waktu 3 -7 hari maka bisa dipastikan bahwa anjing / kucing anda terkena rabies, jadi semua hewan peliharaan yang pernah anda yang pernah kontak langsung dengan anjing tersebut segera divaksinasi.
Jangan membiarkan anak kecil atau sipapun mendekati anjing tersebut.
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada anjing atau kucing yang dicurigai terkena rabies.

Jika anda/ orang lain terkena gigitan hewan (anjing / kucing) rabies maka lakukan hal dibawah ini:
Cuci bekas gigitan dengan sabun
Obati bekas gigitan dengan betadine atau sejenisnya
Segera pergi ke rumah sakit terdekat dan konsultasikan dengan dokter tentang gigitan hewan peliharaan
Jika anda sangat curiga bahwa hewan peliharaan tersebut terkena rabies segera lakukan vaksinasi anti rabies (var), jangan ragu tentang ini sebab rabis salah satu penyakit yang mematikan.

Pencegahan rabies terhadap hewan peliharaan di lingkungan anda dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi rabies secara rutin terhadap hewan peliharaan (anjing, kucing dan kera/ monyet). Vaksinasi rabies memiliki banyak jenis ada yang masa vaksinasinya 6 bulan sekali da nada juga yang harus dilakukan 1 tahun sekali, tentang frekuesi vaksinasi rabies ini harus ditanyakan secara detail pada petugas kesehatan hewan (dokter hewan) yang memvaksinasi hewan kesayangan anda. Jika masa aktif vaksin berakhir segeralah lakukan vaksinasi ulang.

Intinya dalam memelihara hewan peliharaan haruslah selalu waspada terhadap penyakit yang dapat menular kepada manusia di sekitarnya. Selain rabies, flu pada hewan juga dicurigai dapat menyebar pada manusia di sekitarnya. Untuk itu jika kita memiliki hewan peliharaan selalulah waspada tentang bahaya penyakit menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).

Wednesday, July 24, 2013

Masa Birahi Ternak Sapi Pedaging

Masa birahi ternak sapi pedaging sama saja dengan masa birahi sapi perah yakni rata-rata padakisaran 21 hari. Bila kita menemukan sapi yang masa birahinya sekitar 19, 20, 22, 23, 24, atau 25 hari maka sapi tersebut termasuk normal. Secara teori  21 hari bukanlah ukuran baku birahi ternak sapi, sebab birahi ternak sapi bisa berbeda-beda karena banyak faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi birahi pada ternak sapi diantaranya:
  1. Kecukupan gizi makanan terutama HMT, semakin kurang gizi seekor sapi maka masa birahinya bisa semakin lama dan tidak teratur. Begitu juga dengan kelebihan pakan (gizi) jika seekor sapi mengalami kelebihan gizi (gemuk) maka birahi pada sapi tersebut bisa tidak terlihat.
  2. Faktor keturunan, biasanya sapi-sapi jenis import seperti Simmental, limousine memiliki masa birahi yang lebih cepat bila dibandingkan dengan sapi jenis lokal (sapi Madura, sapi bali, pesisir, aceh dan lainnya)
  3. Faktor kesehatan, banyak sekali kita temukan sapi yang dipelihara peternak kita saat ini mengalami gangguan kesehatan terutama kesehatan organ reproduksi sapi betina.
  4. Geografis, memang belum ada penelitian yang secara pasti menyatakan bahwa letak geografis suatu wilayah turut mempengaruhi masa birahi seekor sapi. Namun dari kebiasaan bisa kita lihat bahwa sapi yang dipelihara di datarn tinggi cenderung masa birahinya lebih cepat bila dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dataran rendah.

Seekor sapi betina akan dikategorikan sebagai sapi dara setelah sapi tersebut berumur kurang lebih 1,5 tahun. pada saat itu sapi betina akan mengalami birahi pertama, sebaiknya pada birahi pertama sapi jangan dikawinkan dulu baik secara alami maupun inseminasi buatan, tapi biarkan sapi tersebut genap berumur 1,8 tahun baru sapi dara tersebut dikawinkan. Hal ini sangat penting, sebab jika seekor sapi betina dijadikan induk sapi dalam keadaan terlalu muda biasanya anak sapi (pedet) yang dihasilkan kurang baik (kurang sehat), hal ini sudah banyak kita temukan contohnya di lapangan.

Sapi betina bisa diinseminasi walaupun itu merupakan kawin pertama, adanya tanggapan masayarakan atau ketakutan masyarakat menginseminasi sapi yang baru pertama kali kawin hanyalah mitos belaka, sebab sudah sangat banyak sapi yang anak pertamanya adalah hasil dari Inseminasi buatan dan menghasilkan anak sapi yang sehat dan berkualitas.

Demikianlah bahasan singkat tentang masa birahi pada sapi pedaging / potong yang dapat kami bagikan, semoga artikel ini telah menjawab pertanyaan dan permasalahan anda dalam hal reproduksi ternak.

Thursday, July 11, 2013

Teori Usaha Peternakan

Konsep teori usaha peternakan pada dasarnya adalah konsep agribisnis yang sangat menekankan pada aspek budidaya dan penanganan pasca panen. Kita tahu bahwa usaha peternakan sebagai salah satu sub sistem dalam agribisnis memiliki resiko usaha yang cukup tinggi terutama menyakut resiko akibat kematian ternak serta gangguan kesehatan ternak. Kesalahan dalam manajemen ternak juga kerap mengakibatkan kegagalan panen pada usaha peternakan.

Secara teoritis usaha peternakan ini diajarkan di bangku kuliah dan juga sekolah menengah kejuruan peternakan. Tujuan pembelajarannya adalah agar setiap mahasiswa atau siswa jurusan peternakan mampu mengembangkan usaha peternakan yang mandiri. Namun kerap kali teori usaha peternakan ini hanya menjadi hapalan tanpa aplikasi yang dilakukan siswa dan juga mahasaiswa jurusan peternakan.

Pengertian usaha peternakan dapat anda lihat secara resmi di UU no. 18 TAHUN 2009 mengenai peternakan dan kesehatan hewan. Dimana usaha peternakan didefenisikan sebagai kegiatan yang menghasilkan produk dan jasa yang menunjang usaha budi daya ternak. Dengan demikian dapat diartikan bahwa usaha peternakan itu tidak selalu berurusan dengan ternak saja, namun usaha yang bergerak dalam menunjang usaha budidaya ternak dapat dikategorikan usaha peternakan, misalnya usaha penyediaan pakan ayam, pakan kelinci, pakan bebek, puyuh dan lain-lain dapat dikategorikan sebagai usaha peternakan. Begitu juga dengan usaha perdagangan seperti poultry shop, RPH Unggas dan ternak besar dapat masukkan sebagai usaha peternakan.

Usaha peternakan memiliki konsep teori yang luas, mulai dari kajian usaha sektor hulu hingga hilir yang berkaitan dengan peternakan. Sehingga untuk membuat sebuah tema penelitian tetang usaha peternakan tidaklah terlalu sulit sebab banyak sektor usaha yang dapat dikaji sebagai applikasi teori usaha peternakan. Teori usaha peternakan merupakan sebuah kajian yang sangat luas, untuk usaha budidaya saja sangat banyak topic kajian didalamnya misalnya; budidaya ternak sapi potong, sapi perah, ayam kampung, ayam broiler, ayam petelur, puyuh, kelinci, kambing, kerbau, domba dan lain-lain, selain itu ada juga usaha jual beli ternak sapi, kambing, domba dan semua ternak lainnya, di sektor hulu ada kajian tentang nutrisi ternak (pakan dan obat-obatan) yang juga merupakan sebuah sektor usaha peternakan berskala besar, begitu juga dengan perlengkapan dan peralatan untuk beternak.

Jadi jika kita ingin mendapatkan keseluruhan teori tentang usaha peternakan maka mau tidak mau kita harus mempelajari usaha peternakan yang ada di sektor hulu, budidaya dan hilir. Di setiap sektor terdapat penskalaan usaha peternakan yang berbeda-bedan dan diatur oleh undang-undang yang berlaku. Misalnya, usha peternakan skala besar dibidang penyediaan pakan dapat kita contohkan pada Charoen Pokphand dan Japfa dan lain-lain. Dengan pemaparan singkat ini mudah-mudahan pembaca memahami tentang kosnsep dasar dari teori usaha peternakan.